Bima Arya Putra lahir di Bantul, 8 November 1999, Indonesia, aktif sebagai penari, koreografer dan penggiat seni tradisional yang fokus melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Srandakan, Bantul. Telah menyelesaikan studi S-1 Seni Tari di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan Tugas Akhir penciptaan film tari yang berjudul “Godha” pada tahun 2022. Bima saat ini sedang menempuh studi S-2 Penciptaan Tari di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sebagai penari, mulai usia 5 tahun ia tergabung dalam kelompok sendratari Ramayana di pasar seni Gabusan Bantul. Aktif menjuarai berbagai kompetisi tari tingkat provinsi dan nasional pada tahun 2008-2020, selain menjadi penari di Melbourne Indonesian Festival 2011. Menjadi penari dan bergabung dengan koreografer Indonesia Martinus Miroto, dan Anter Asmorotedjo, mengunjungi Korea (2015, 2018, 2019), Jepang 2018, Frankfurt Jerman 2022.
Godha (Temptation) merupakan karya film tari yang berangkat dari sosok Buta Cakil dalam perang Kembang. Karya film tari ini memaknai sosok Buta Cakil sebagai simbol godaan nafsu sufiyah. Nafsu sufiyah adalah nafsu kesenangan duniawi yang menjadi penghalang dan penghalang dalam diri manusia. Penciptaan film tari berjudul “Godha” pada tahun 2022 ini merupakan salah satu persyaratan Tugas Akhir untuk menyelesaikan studi S-1 Seni Tari di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Melalui pendekatan sinematografi film, penata tari berkolaborasi dengan Adith Ath-Thaariq, mahasiswa Program Studi S-1 Film dan Televisi, mulai dari produksi hingga distribusi karya. Pada tahun 2023, film tari ini mendapatkan penghargaan Promising Filmmaker dalam IMAJITARI 2023. Kemudian telah meraih juga Award Winnerpada kategori Environment Dance Film pada IV International Ecoperformance Film Festival 2024.
IV International Ecoperformance Film Festival
International Ecoperformance Film Festival (IEFF) merupakan respon artistik terhadap tantangan eko-politik abad ke-21. Festival ini memberikan insentif kepada film-film yang berupaya untuk mengurangi bentuk-bentuk dramaturgi dan sinematografi yang antroposentris. Diciptakan oleh koreografer Brazil Maura Baiocchi dan diresmikan pada tahun 2021, festival ini mencapai resonansi global dengan mengadopsi format online dan tatap muka. Edisi festival menerima 770 proposal dari 81 negara di 6 benua. Tim kurator memilih 60 karya dari 34 negara. Untuk mencapai kehadiran antarbenua yang berkembang, IEFF ke-4 ini diadakan dari tanggal 30 Mei hingga 30 Juni 2024, di bioskop, universitas, teater, dan pusat kebudayaan di Brazil, Australia, Amerika Serikat, Rumania, Argentina, dan Jerman. Festival Film Internasional Ecoperformance ke-4 ini mengundang audiens untuk ekspedisi keberagaman antarbenua yang mempertemukan geografi, etnis, budaya, bahasa, tubuh, jenis kelamin, dan usia. Christoph Winkler selaku juri festival memberikan penghargaan Award Winner kategori Environmental Dance Prize pada tanggal 3 Juli 2024.
International Dance Film Festival (IMAJITARI) dalam
Jakarta International Contemporary Dance Festival 2023
Festival IMAJITARI merupakan program festival film tari yang diprakarsai oleh Komite Tari DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) pada tahun 2018. Film tari merupakan perpanjangan tangan dari praktik koreografi terkait sinematografi gerak. Selain mengadakan program pemutaran film tari, Festival IMAJITARI juga mencakup program kuratorial seperti pemutaran khusus dan diskusi, dengan membayangkan festival ini tidak hanya sekedar jendela pemutaran film tetapi juga program yang memungkinkan pertukaran pengetahuan kritis. Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) menghadirkan tema “SPHERE” yang mengajak untuk memaknai ulang soal tubuh dan ruang yang melingkupinya lewat praktik koreografi. Festival ini diselenggarakan pada tanggal 14-18 November 2023 di Produksi Film Negara (PFN), Studio Asrul Sani & Studio Sjuman Djaya dan Ruang Toeti Heraty – Taman Ismail Marzuki, Kedai Tempo – Komunitas Utan Kayu, dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia. Terhitung sejak tenggat penyerahan karya dibuka pada 15 September hingga 15 Oktober 2023, sebanyak 849 karya dari 90 lebih negara telah diterima oleh panitia IMAJITARI. Pada tanggal 20 November 2023, karya “Godha” (Temptation) mendapatkan penghargaan Promising Filmmakerpada International Dance Film Festival (IMAJITARI) 2023.
Link trailer karya film tari “Godha (Temptation)“:
https://drive.google.com/file/d/1jRzQNTtCaNJsw0rculhUJJsHbl6KUsii/view?usp=drive_link
Link karya penuh film tari “Godha (Temptation)“
:https://drive.google.com/file/d/1DwIWYl3UpOU7QpWy4pP5MlFWcCqG8FQL/view?usp=drive_link