LOGO ISI YOGYAKARTA
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ISI Yogyakarta Hadirkan Dua Wakil Menteri di Seminar Nasional “Art and Diplomacy”

ISI Yogyakarta Hadirkan Dua Wakil Menteri di Seminar Nasional “Art and Diplomacy”

ISI Yogyakarta menghadirkan dua Wakil Menteri di Seminar Nasional dengan tema “Art & Diplomacy: Memperkuat Jejaring Seni, Mewujudkan World Class University” yang diselenggarakan pada Selasa, 08 Juli 2025 di Concert Hall ISI Yogyakarta. Dua wakil Menteri yang hadir sebagai pembicara kunci di seminar ini adalah Prof. Stella Christie, Ph.D. (Wakil Menteri Diktisaintek RI) dan H.E. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M. (Wakil Menteri Luar Negeri RI). Seminar nasional merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-41 ISI Yogyakarta.  

“Art and Diplomacy dipilih sebagai tema seminar nasional sebagai representasi tekad ISI Yogyakarta untuk terus terhubung dengan berbagai stakeholder sehingga mampu mewujudkan ISI Yogyakarta sebagai world class university di bidang seni”, demikian disampaikan Dr. Irwandi, M.Sn. ketika memberikan sambutan. Lebih lanjut Rektor ISI Yogyakarta menyampaikan, untuk mewujudkan predikat tersebut, ISI Yogyakarta telah menetapkan milestone  pada tahun 2028 menjadi perguruan tinggi terkemuka di Asia Tenggara, di tahun 2038 di level Asia dan di tahun 2045 menjadi world class university.

Pembicara kunci pertama, H.E. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M. menyampaikan  pidato tentang bagaimana mengoptimalkan aset seni dan budaya untuk diplomasi yang disampaikan melalui tayangan video.

“Kita harus membangun mekanisme kampanye budaya Indonesia yang berkesinambungan di tingkat global. Saya menantang ISI Yogyakarta untuk menyusun konsep diplomasi budaya yang terstruktur sehingga dapat menjangkau dan mudah dimengerti oleh masyarakat dunia,” ujar Beliau.

Pada kesempatan yang sama Prof. Stella Christie, Ph.D. mengangkat pidato dengan teman “Diplomasi Budaya dan Pendidikan Tinggi Seni di Indonesia”. Beliau menyampaikan bahwa seni memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pengembangan sains dan teknologi.

“Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya luar biasa yang bisa menjadi kekuatan diplomatik global. Struktur pengakuan dari mitra dan negara lain harus dibangun melalui perguruan tinggi sebagai garda terdepan diplomasi budaya,” tegas Beliau.

Setelah pidato dari dua pembicara kunci seminar nasional dilanjutkan dengan paparan dari  Helly Minarti, Ph.D. (Peneliti Seni, FOUNDER a collaborative research platform on choreography) tentang “Sejarah dan Efek Penyebarluasan Budaya-Seni Indonesia” dan Kurniawan Saputro, Ph.D. (Peneliti & Staf Pengajar Pascasarjana ISI Yogyakarta) menyampaikan materi terkait “Problematika Perguruan Tinggi Seni dalam Konteks Diplomasi Budaya”.

Penyampaikan materi dua narasumber tersebut dimoderatori oleh Dr. Mikke Susanto, M.A., (Kurator dan Dosen ISI Yogyakarta) yang mampu memandu acara dengan menarik sehingga sampai akhir acara, Concert Hall ISI Yogyakarta dipenuhi peserta seminar yang mendengarkan pidato dari pembicara kunci dan paparan para narasumber.

Pembicara kunci, narasumber, moderator dan peserta seminar nasional “Art & Diplomacy”

Rektor ISI Yogyakarta menyampaikan sambutan

Prof. Stella Christie, Ph.D. menyampaikan pidato “Diplomasi Budaya dan Pendidikan Tinggi Seni di Indonesia”

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

id_IDID