ISI Yogyakarta, 14 November 2025. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali menunjukkan peran strategisnya dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya melalui partisipasi aktif dalam program Mind-Weave: Tradisi dan Inovasi dalam Wastra Indonesia, yang diselenggarakan di Telkom University Bandung pada 11–12 November 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kolaboratif Konsorsium PT Ekraft yang dirancang untuk mempertemukan akademisi, pelaku UMKM, komunitas budaya, dan masyarakat dalam membangun dialog kreatif seputar masa depan wastra Nusantara.
Wastra sebagai artefak budaya tidak hanya memuat keindahan visual, tetapi juga merepresentasikan nilai sosial, filosofis, dan spiritual masyarakat Indonesia. Dalam konteks perkembangan industri kreatif modern, wastra menghadapi tantangan untuk tetap relevan tanpa kehilangan akar tradisinya. Melalui Mind-Weave, berbagai pemangku kepentingan diajak mengeksplorasi bagaimana tradisi dapat bertemu inovasi dalam rantai produksi dan penciptaan produk tekstil kontemporer.

Pada kegiatan ini, ISI Yogyakarta berperan sebagai perwakilan Konsorsium PT Ekraft melalui penyelenggaraan workshop pembuatan motif wastra berbasis limbah batik cap kertas, dipandu oleh Dr. Arif Suharson, S.Sn., M.Sn., bersama mahasiswa dari Jurusan Kriya dan Program Studi D4 Desain Mode Kriya Batik. Workshop ini menekankan pentingnya sustainability, inovasi material, dan kreativitas dalam memanfaatkan limbah kertas sebagai sumber motif yang ramah lingkungan. Peserta diajak mengembangkan ide visual baru yang tetap berpijak pada nilai lokalitas dan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan budaya.
Selain workshop, ISI Yogyakarta juga turut mengisi talk show bertema “Tradisi dan Inovasi dalam Wastra Nusantara: Menenun Nilai, Menganyam Inovasi Berbasis Artefak Budaya untuk Ekonomi Kreatif Indonesia.” Dalam sesi ini, Dr. Arif Suharson mengulas pentingnya riset artefaktual sebagai landasan penciptaan desain wastra yang relevan dan adaptif terhadap kebutuhan industri kreatif masa kini. Beliau menekankan bahwa inovasi tidak sekadar memodifikasi motif, tetapi merupakan proses kreatif yang menghubungkan sejarah, nilai budaya, dan kebutuhan pasar modern.



Sebagai bagian dari kontribusi akademik, ditampilkan pula karya-karya wastra hasil tugas akhir mahasiswa Jurusan Kriya ISI Yogyakarta. Karya-karya tersebut menunjukkan bagaimana warisan budaya Indonesia dapat diolah menjadi ekspresi visual yang segar dan kontekstual, sekaligus menjadi contoh nyata bagaimana generasi muda mampu menghadirkan inovasi yang tetap menghormati tradisi.
Keterlibatan ISI Yogyakarta dalam Mind-Weave menegaskan komitmen institusi dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional melalui pendidikan seni yang responsif, kolaboratif, dan berorientasi masa depan. Kolaborasi ini juga memperlihatkan bagaimana kampus seni memiliki posisi penting dalam menjembatani tradisi dan modernitas, serta memastikan wastra Nusantara terus hidup, berkembang, dan memberi kontribusi berarti bagi Indonesia. Kegiatan di Telkom University Bandung ini menjadi salah satu wujud nyata sinergi antara akademisi dan industri, sekaligus memperkuat visi ISI Yogyakarta untuk menjadi pusat unggulan kreativitas yang berakar pada budaya bangsa.





