[vc_row][vc_column][vc_column_text]Pementasan Beksan Nyakrakusuma dalam acara Selasa Wagen yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta, pada tanggal 17 Februari 2020 didukung oleh 4 orang penari yang merupakan alumnus dan mahasiswa Jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, yaitu:
- Putra Jalu Pamungkas, S.Sn., M.Sn,
- Oky Bima Reza Afrita, S.Sn
- Irwanda, S.Sn
- Raden Erwan Danukhoro Gondohutomo.
Tentang Beksan Nyakrakusuma
Beksan Nyakrakusuma adalah sebuah tarian gaya Yogyakarta yang diciptakan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana I. Tarian ini termasuk dalam kategori beksan sekawanan, karena ditarikan oleh 4 orang penari. Beksan Nyakrakusuma yang menggunakan properti panah (jemparing) dan keris ini, dibawakan oleh 4 penari laki-laki dengan tipe karakter tari putra alus impur.
Tema dari tarian ini adalah tentang kepahlawanan yang menceritakan peperangan antara Raja Nyakrakusuma melawan Raja Mandrakusuma. Karya tari ini merupakan manifestasi dari Sri Sultan HB I terhadap tokoh idolanya yang berjiwa patriotik, yaitu Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada perwujudannnya dikisahkan dalam cerita Panji yaitu kisah perjalanan tokoh Panji dari Kahuripan untuk mencari kekaksihnya yaitu Anggraini. Panji menjelma sebagai tokoh Raja Nyakrakusuma yang berperang melawan Anggraeni yang menjelma sebagai Raja Mandrakusuma dari negara Nusakencana.
Dalam peperangan itu digambarkan tidak ada yang menang maupun kalah. Beksan Nyakrakusuma pernah dipentaskan pada tahun 1920 di Yogyakarta dan di Mangkunegaran Surakarta dalam rangka memeriahkan upacara perkawinan KGPAA. Mangkunegara VII dengan putri Sultan HB VII bernama KGR. Timur.
Pada tahun 1957, tarian ini juga dipentaskan oleh Babadan Among Beksa di Dalem Purwodiningratan Yogyakarta untuk memperingti Jumeneng Dalem Sri Sultan HB IX.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]