Logo-ISI-Yogyakarta
Loading ...

Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis XXXV/Lustrum VII ISI Yogyakarta Tahun 2019

Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis XXXV/Lustrum VII ISI Yogyakarta Tahun 2019

Acara puncak peringatan Dies Natalis XXXV/Lustrum VII ISI Yogyakarta ditandai dengan diselenggarakannya Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis XXXV/Lustrum VII ISI Yogyakarta Tahun 2019, yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 Mei 2019, bertempat di gedung Concert Hall ISI Yogyakarta. Dalam kesempatan ini Rektor ISI Yogyakarta, Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., menyampaikan pidato dan laporan Rektor dengan judul “Kecerdasan Buatan dalam Seni di Era Revolusi Industri 4.0”. Tema ini diangkat sebagai respons atas berbagai fenomena perubahan jaman, yang ditandai oleh era disrupsi (gangguan) dari berbagai akselerasi perubahan fundamental pada tatanan kehidupan baru yang sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi komunikasi dan digitalisasi. Karya seni juga bisa diciptakan melampaui determinasi teknologi, karena seni bisa terbangun dari mimpi, spiritualitas, atau ketidaksadaran yang tidak terpikirkan, tidak terprediksi, dan terbayangkan secara terukur dan terbatas. Oleh karenanya tantangan ISI Yogyakarta ke depan bagaimana menangkap peluang teknologi informasi digital ini sebagai perpanjangan tangan untuk mengembangkan seninya, tetapi juga tetap bisa merawat nilai-nilai kontekstual dan tradisi dari kekayaan potensi diri yang selama ini telah menjadi modalnya. Dalam hal inilah harus dikembangkan paradigma pendidikan tinggi kesenian yang secara dialogis bisa menjawab tantangan dan memperkuat jati diri dan karakter yang ada.

Sedangkan pidato ilmiah disampaikan oleh Prof. Dr. Ismunandar, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dengan judul “Tantangan dan Peran Perguruan Tinggi serta Lulusannya dalam Menghadapi Era Industri 4.0”. Beliau menyampaikan perlunya perguruan tinggi memberikan pendidikan kepada generasi penerus bangsa agar kreatif dan inovatif menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di era industri 4.0. Berdasarkan QS world ranking by subject (2019) ISI Yogyakarta di bidang seni atau by subject of performing arts tercatat tinggi, yaitu berada direntang peringkat #51-100, dan secara regional diwilayah Asia berada diurutan ke-8.

“Bila ukurannya adalah QS ranking by subject, maka yang lebih penting untuk terus dipacu, ditingkatkan, dan dikembangkan ISI Yogyakarta adalah reputasi di bidang performing arts. Dengan demikian, indikator utamanya adalah karya seni atau performansi seni, tidak hanya mengacu pada jumlah publikasi/sitasi. Ini berbeda dengan bidang/subject lain. Disamping itu, peranan perguruan tinggi adalah sebagai salah satu penopang kemajuan bangsa, penciptaan pengetahuan (knowledge creation). Akan lebih baik pula bila ISI Yogyakarta senantiasa melakukan integrasi interdisiplin, multidisiplin, dan transdisiplin, lintas seni, humaniora,dan STEMM (science, technology, engineering, mathematics, and medicine) dalam menerapkan tri darma perguruan tinggi,” jelas Prof. Ismunandar.

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini